Minggu, 06 November 2011

3talase.

Angin apa yang membawa kita sampai sejauh ini? Jalanan begitu panjang dan sunyi. Kaca-kaca membeku, menjajakan dirinya dalam bisu. O lihatlah; di sana pohon berbunga, tangan perupa, kucing besar, dan bulan berpagar. Tapi aku mulai menggigil kedinginan dihantam musim. Kau tau, tanpa kaus kaki dan sepatu. Maka jika suatu saat nanti mereka bertanya, jawablah. Sepanjang itu kita telah belajar membakar luka sendiri, memapah tubuh yang terjatuh, dan membenci satu sama lain. Bukankah aku semak yang kau pilih untuk kau injak agar bunga dapat tumbuh lebih tinggi? Akulah kata yang kau kubur dalam monolog abadi. Dan jika mereka terus bertanya, maka sampaikanlah. Sepanjang itu pula ada yang tergerus hilang dalam kepingan enigma. Sepanjang kita terus bertopeng dan berpantomim; kita mengancam satu sama lain. Lantas bagaimana jika aku tak lagi mampu mempertahankan bayangan yang baik di kepala ini? Sesuatu paling platonik yang mungkin pernah kau temui. Aku telah begitu asyik menjilati borok sendiri dan menikmati rasa sakit yang aneh. Tapi tenanglah, kita akan segera sampai di batas waktu untuk menutup pintu terbuka itu. Kita hanya harus,

berjalan terus. 

*segelas teh panas, obat flu, dan "Semua Yang Terlambat" - Marcell. (4.57 pm)