Kamis, 21 April 2011

Rumah Ketiga

K A T A L I S

Tiada yang mengerti kesedihan bangku taman di pagi ini
Di hadapannya, menara yang dahulu menundukkan kepala
kini mendongak menusuk matahari. Hanya beburung
melintas sesekali, hinggap di atas keduanya,
memerpatikan kesenyapan.

“Ah, siapa peduli?”
Setiap pena menginginkan cerita
Membuat dunia tak lagi tampak sederhana
Hingga waktu menjamu mereka di meja yang sama

Tapi bangku tetap menunggu, menengadahkan kepalanya
dan berkata, “Masihkah kita memiliki sesuatu?”


/\ R L O J I

/\ku tak\/t waktu ia yang merayap lamat seperti lumut pada batu
/\ku tak\/t waktu ia yang menusuk dalam diam /\ku tak\/t
waktu ia yang merampas segala-gala /\ku tak\/t
waktu ia yang fana dan sementara /\ku tak\/t
waktu ia yang jujur & sederhana /\ku tak\/t
waktu tak\/t petang tak\/t pulang tak\/t
hilang tanpa sempat berbuat apa-apa.


I N T E R M E S O

Hidup siapa
yang ]sedang[
kau jalani?” []

---
Bilangan Gajahmada, 21 April 2011 (7.47 am)